Rabu, 31 Desember 2014

PANCA SILA dekat dengan ajaran TAUHID SEJATI, "KRISTEN dan ISLAM SEJATI"



Segala kebaikan dan kebenaran, termasuk langit dan bumi beserta segala isinya adalah berasal (ciptaan) dan merupakan milik ALLAH,  Tuhan Yang Maha Esa  adalah merupakan Keyakinan, diimani setiap orang Bangsa Indonesia oleh karenanya tepat  pada urutan pertama sebagai keyakinan dasar.


Terkandung didalamnya hubungan manusia  dan semesta alam serta dengan ALLAH,   Hablum minAllah


Marilah kita perhatikan  ayat-ayat suci yang kami kutip pada catatan sederhana ini.


Al Kitab Kejadian 1 (1)   Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.


Al Qur'an Surat Al Mu'min (Q S.40)


allaahu alladzii ja'ala lakumu allayla litaskunuu fiihi waalnnahaara mubshiran inna allaaha ladzuu fadhlin 'alaa alnnaasi walaakinna aktsara alnnaasi laa yasykuruuna


[40:61] Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.


dzaalikumu allaahu rabbukum khaaliqu kulli syay-in laa ilaaha illaa huwa fa-annaa tu/fakuuna


[40:62] Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan?


Kemudian ALLAH, Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia  sebagai pemimpin-khalifah untuk mengolah dan merawat (memanfaatkan dengan baik dan benar bumi dan isinya) disertai dengan ketentuan : menjauhi larangan dan melaksanakan perintah, itulah kemanusiaan yang adil dan beradab, "insan kamil',  yang meliputi perilaku-bagaimana harus berbuat sesama manusia termasuk dengan lingkungan hidup-alam sebagai ciptaan dan milik Tuhan Yang Maha Esa,-hablum minan-nas  pada urutan kedua.


Al Kitab Kejadian 1 : 26


(26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."


Q S.2


[2:30] wa-idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati innii jaa'ilun fii al-ardhi khaliifatan qaaluu ataj'alu fiihaa man yufsidu fiihaa wayasfiku alddimaa-a wanahnu nusabbihu bihamdika wanuqaddisu laka qaala innii a'lamu maa laa ta'lamuuna


Artinya [2:30] Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."


Manusia yang berkemanusiaan yang adil dan beradab dalam hubungannya sebagai Bangsa Indonesia maupun sebagai Rakyat Indonesia dengan Pemerintahan Negara Indonesia itu diwajibkan untuk berjamaah, bergotong-royong, saling mengingatkan pada kebenaran dan kesabaran, bertolong-tolongan, bukan nafsi-nafsi, bukan individualistik


Pemerintahan sebagai penyelenggara suatu organisasi yang disebut negara adalah manunggal dengan Bangsa Indonesia selaku pemilik Organisasi- bagai pemegang saham pada suatu perseroan terbatas (PT) diwajibkan untuk mengikutsertakan peran aktif Bangsa itu.Pemerintah tidak dibenarkan melakukan sesuatu regulasi tanpa peran serta masyarakat Bangsa. Karena pemerintahan itu diadakan untuk pemenuhan kepentingan segenap Masyarakat Bangsa itu.


Sila ketiga adalah konsep KEMANUNGGALAN antara Bangsa INDONESIA  dengan Bumi Air, Ruang dan Ruang angkasa INDONESIA dihubungkan dengan suatu organisasi yang disebut Negara INDONESIA, yang dijiwai oleh Sila pertama dan kedua, itulah urutan ketiga.


Sila ke empat merupakan suatu sistem yang menentukan tata cara, mekanisme segala tindakan penyelenggaraan organisasi (negara, pemerintah, Bangsa selaku Rakyat) termasuk mengambil keputusan atau keputusan yang memimpin-Pemimpin yakni SISTEM musyawarah yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan.


Pemimpin manusia yang adil dan beradab itu ialah HIKMAT KEBIJAKSANAAN yakni HIKMAT-HUKUM dengan pertimbangan mengutamakan kemaslahatan (manfaat yang baik dan benar) dengan menghindarkan/meminimalisir  mudhorat (kerugian). 


Pada tataran paling tinggi sesungguhnya PEMIMPIN YANG MEMIMPIN Rakyat Indonesia ialah ALLAH, Tuhan Yang Maha Esa selaku yang MAHA HAQ  (Hukum, Hikmat Kebijaksanaan dalam bahasa umum-sederhana) Itulah urutan ke 4.


Sila kelima merupakan keadaan yang timbul dari dan oleh karena (hasil) melaksanakan  (amalkan)  Sila ke-1, 2, 3 dan 4 yakni  terwujudnya suatu keadaan RAKYAT ADIL MAKMUR (sejahtera) ‘hidup  khusnul khotimah”, maka ketika hidup khusnul khotimah tentu akan mati dalam khusnul khotimah (kembali kerahmatullah) Inna lillahi wa innalillahi roji’un, kembali ke sila pertama.


Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa terwujud dan nyata dalam PERKATAAN dan PERBUATAN  manusia Indonesia dalam hubungannya dengan ALLAH, Tuhan Yang Maha Esa, dalam hubungannya  dengan sesama manusia, dengan alam lingkungan hidup maupun organisasinya.


Pohon dengan buah, Iman disertai dengan amal (iman yang diamalkan),  bukan iman kosong (iman tanpa perbuatan amal).Bukan berteriak, agamaku yang benar namun tidak melakukan perbuatan amal sholeh.


Jadi, Panca Sila juga tidak membenarkan pendirian atau jargon; “ ini urusan negara, politik bukan urusan mesjid,  gereja, bukan urusan pura atau kuil.”


PANCA SILA juga TIDAK MEMBENARKAN istilah atau pandangan atau anggapan atau pendirian; 

 “kita tidak tunduk pada ayat suci, tetapi tunduk pada ayat konstitusi".


Perhatikan juga dengan saksama ayat suci yang kami kutip dibawah ini:


Injil Lukas 3


(8) Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!


(9) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.(10) Orang banyak bertanya kepadanya: "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?"


(11) Jawabnya: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.


Al Qur’an Surah Al Baqarah (Q S.2)


waalladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati ulaa-ika ash-haabu aljannati hum fiihaa khaaliduuna


Artinya [2:82] Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.


Al Qur’an Surat At Tiin (Q S.95)


tsumma radadnaahu asfala saafiliina


Artinya [95:5] Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),


illaa alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati falahum ajrun ghayru mamnuunin


Artinya [95:6] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.Sejalan dengan yang dikemukakan Bung Karno tentang Panca Sila yang ditemukan/didapat/digali :


"Yang aku lakukan ialah menyelami tradisi masyarakat hingga pada bagian yang dalam, maka kutemukan 5 butir mutiara yang indah"

 maka Panca Sila itu merupakan kebudayaan tinggi masyarakat adat bumiputra nusantara yang menjadi Bangsa Indonesia.Keadaan mana juga tercermin dari sifat masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yg bergotong royong, berjamaah bukan individualistik-bukan nafsi-nafsi.


Dengan demikian Panca sila itu adalah Adat dan Hukum Adat bagi Masyarakat Adat Bumiputra yang menjadi Bangsa Indonesia sebagaimana juga sejalan dengan pengertian dan kedudukan Pancas Sila sebagai sumber dari Segala Sumber Hukum 


Sekali lagi, Panca Sila yang dijabarkan dalam UUD 1945 itu merupakan Iman dan Taqwa pada ALLAH TUHAN  YANG MAHA ESA (Iman pada ajaran TAUHID) disertai dengan amal saleh, tindakan, dharma nyata bukan hanya berbicara, sebatas kata. Mengikuti/memuliakan Perintah ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA yang dalam Hukum Tata Negara dikenal dengan sistim negara berdasar atas Hukum (Rechtsstaat) ditentukan dalam UUD 1945, dalam syariat Islam barangkali yang disebut AHLUSSUNNAH disertai dengan amal shaleh (perbuatan baik dan benar) untuk mewujudkan kesejahteraan, kemakmuran yang adil bagi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh Rakyat Indonesia serta seluruh Negeri Indonesia (kemaslahatan umat dan sekalian alam, bukan nafsi-nafsi/segelongan/sekelompok juga bukan merusak alam.

Dan barangkali tidak jauh dari apa yang dimaksud dengan MANUNGGALING KAWULA GUSTI, BHINNEKA TUNGGAL IKA TAN HANA DHARMA MANGRUWA  atau faham KEESAAN, PERSATUAN DAN KESATUAN, INTEGRALISTIK yang terkandung dalam UUD 1945.

Sepertinya demikianlah yang harus dilakukan umat Kristen dan Islam Sejati, maupun Hindu atau Budha.


Dalam PANCA SILA terkandung ajaran Kristen dan Islam Sejati Hindu, Buddha (Ajaran Tauhid sejati), maka marilah KITA AMALKAN Panca Sila secara total, menunggal-terintegrasi dan terus menerus ke dalam sistem kehidupan Bangsa Indonesia terlebih-lebih dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, maka dengan Rahmat ALLAH Tuhan Yang Maha Esa terwujudlah MASYARAKAT ADIL DAN MAKMUR SENTOSA, RAYA lah INDONESIA

Aamiin Ya Rabbalalamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar