Jumat, 28 Januari 2011

USIR PENJAJAH

..Tuesday, March 11, 2008
DEVIDE ET IMPERA JILID 2

Lihatlah, sesama anak negeri, saling menuduh, saling menjatuhkan, dengan kemasan penegakan hukum, pemberantasan korupsi.

Rahardi Ramelan yang kurus itupun masuk tahanan hingga divonis sebagai koruptor dengan pidana penjara, juga Abdullah Puteh divonis bersalah melakukan korupsi ketika menjabat sebagai Gubernur Aceh masuk penjara dan bayar denda/pengganti kerugian negara, tak ketinggalan pula Prof.Rohimin Dahuri yang ketika menjabat menteri kelautan, kehadirannya sangat menyejukkan para nelayan kecil karena selama Rohimin menjabat para nelayan kecil anak negeri ini mendapatkan manfaat yang cukup berarti. Namun sayang seribu kali sayang anak negeri yang mereka banggakan itu kemudian dimasukkan dalam tahanan dankemudian dijebloskan ke penjara sebagai koruptor.Apa daya, kehendak hati memeluk gunung, para nelayan kecil tak memiliki daya untuk menyelamatkan saudaranya yang telah berbuat sesuatu yang berguna bagi rakyat kecil negeri ini.

Demikian pun Swarna, mantan Gub.Kaltim, Syaukani mantan Bupati Kukar, Syahril Darham mantan Gubernur Kalsel tak luput dari derita sejenis yang dialami oleh saudara-saudaranya sesama anak negeri.

Terakhir muncul lagi issu populer skandal aliran dana dari BI ke anggota DPR yang jumlahnya disebut-sebut sekitar se 100 san milyar rupiah.Issu ini seperti dikondisikan sedemikian rupa agar menjadi pembicaraan publik, seolah-olah pejabat hendak memberantas dan mengusut kasus korupsi yang sangat besar dan terbesar di-era ini, seolah-olah skandal itu adalah skandal terbesar yang sangat merugikan keuangan negara???

Benarkah?
Sungguhkah Rahardi Ramelan melakukan korupsi, sungguhkan Prof.Rohimin Dahuri melakukan korupsi, sungguhkan anggota DPR dan pejabat BI melakukan korupsi?

Jika mereka korupsi berapa yang mereka korup?
Apakah mereka dan pejabat-pejabat lain anak negeri ini sudah menjadi orang terkaya dinegeri ini???

Jikalau mereka korupsi kemana dan dimana uang yang mereka korup itu dipergunakan???

Jawabanya, sepertinya tak dari jauh dari : "mereka dan pejabat-pejabat lain negeri ini bukanlah orang-orang terkaya di negeri ini, uang mereka masih tetap dipergunakan di negeri ini, sehingga jikalaupun mereka korupsi kadar merugikan keuangan negara sepertinya sangat kecil sebab uang itu masih tetap mereka pergunakan dinegeri ini paling-paling juga mereka kirim sebagian kepada saudara-saudaranya didesa dan dipelosok negeri ini. Uang nya tak kemana-mana ko.

Coba bandingkan beberapa skandal keuangan dan perbankan yang melibatkan Edy Tanzil alias...entah siapa nama cina-nya dalam skandal Golden Key dengan besaran angka hingga Rp 1,3 trilyun ...., hingga Syamsul Nursalim alias.....entah siapa lagi nama cina nya dalam skandal dana BLBI yang besarannya ratusan trilyun itu, Adelin Lis alias entah siapa lagi nama cina nya dalam skandal penebangan hutan yang diduga merugikan negara hingga ratusan trilyun, mereka tidak mendekam dalam penjara seperti Swarna, dan anak-anak negeri tersebut diatas.

Bandingkanlah kerugian yang ditimbulkan oleh kedua kelompok diatas.Coba telisik lagi kemana dan dimana uang itu mereka gunakan.Coba lagi hitung jika Syamsul Nursalim dan Adelin Lis mengirim sebagian uang itu ke Singapore atau Cina negeri leluhur mereka.
Berapa besar kerugian negera yang ditimbulkannya.Uang rakyat/Negara mereka rampok dengan berbagai modus operandi dan mereka dikirim lagi kenegeri leluhurnya.

Jawablah sendiri.....

Namun aku melihat, sepertinya sesama anak negeri saling menghantam dan saling menuduh sebagai koruptor, namun koruptor sebenarnya melenggang-lenggong menggerogoti harta kekayaan negeri ini dan kemudian hasilnya dikirim atau ditanamkan dinegeri leluhurnya.

Barangkali keadaan ini mirip seperti devide et impera jilid 2.Penjajahan kebudayaan yang dimulai dari perekonomian, bahasa, aksara, dst.......

Maka sadar dan waspadalah.Hentikan fitnah sesama saudara.

Siasati sikap dan perilaku orang-orang disekitarmu yang menyebut diri sebagai saudaramu, padahal dia adalah keturunan ular beludak yang tengah memperdayamu lalu menelanmu bulat-bulat tanpa mampu melakukan perlawanan yang berarti.

Sadarlah wahai anak negeri, anak-anak Garuda, kalian sedang diadu domba anak-anak ular beludak (ular naga). Dijejali dengan narkoba.
Pelajari lah yang tertulis dalam kitab suci, "ular adalah binatang darat yang paling licik"

Pelajarilah sabda Nabi, "tuntutlah ilmu walau kenegeri cina"
Sepertinya ada hubungannya dengan pesan para bijak, "know your enemi", "kenalilah/pelajarilah musuhmu"
Ada juga orang bijak berpesan kepada muridnya,"musuh adalah guru yang besar"

Kembali ke istilah korupsi.
Jikalau anak-anak negeri korupsi taklah seberapa dibandingkan dengan mereka yang mengeruk harta kekayaan alam negeri ini dengan berbagai modus seperti skandal perbankan, perambahan hutan, peredaran narkoba, penggelapan pajak/mengemplang pajak dan menyuap pejabat, bisnis judi, bisnis pelacuran dan lain lain, lalu hasilnya dikirim ke negeri leluhurnya.!!!

Bangkitlah anak-anak negeri
Putera puteri Ibu Pertiwi
Bergandeng tangan
Luruskan dan rapatkan barisan
Bangkitlah Indonesia
Kebangkitan Nasional Jilid II
Lawan Penjajah Kebudayaan (mereka mulai dari perekonomian, bahasa, aksara, dst)
Lawan devide et impera jilid dua
Usir pelakunya
Bangkitlah Indonesia
Kebangkitan Nasional Jilid Dua
Raya lah Indonesia
Insya Allah

posted by INDONESIA RAYA @ 8:57 AM 0 comments