Selasa, 31 Mei 2011

RAYA INDONESIA

Monday, June 04, 2007

HARI LAHIR PANCASILA YANG SEPI

Tanggal satu bulan Juni tahun dua ribu tujuh (1-6-2007) bertepatan dengan hari Jum’at 15 Jumadil Ula 1428 H. Pada hari yang sama umat Buddha merayakan Waisak yang telah menjadi hari libur Nasional.

Pada sebuah penanggalan (kalender) tanggal 1 Juni 2007 merupakan hari libur nasional (tanggal merah) dengan catatan dibawah 1 Juni: Waisak (Detik-Detik Waisak 08.03.27).

Perayaan hari Waisak terdengar begitu menggema hingga menjadi berita utama pada sebuah surat kabar terbitan ibu kota dengan judul :
“ WAISAK Presiden: Keteguhan Sang Buddha Harus Diteladani (Kompas, Sabtu 2 Juni 2007 halaman 1)

Pada pemberitaan itu antara lain dituliskan;
“namun dengan mengacu pada perjalanan Sang Buddha, perjuangan mengatasi krisis guna mencapai tujuan mulia tidak mudah dilakukan,”ujar Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam sambutannya pada acara Perayaan Trisuci Waisak 2551 BE/2007 di Pelataran Candi Brobudur, Kabupaten Magelang Jawa Tengah, (Jumat (1/6).Mengingat hal itu, Presiden mengajak seluruh umat Buddha, untuk terus berjuang dengan penuh kesabaran dan keteguhan."

Pada pemberitaan itu tak dijelaskan apa yang dimaksud dengan ajakan presiden kepada seluruh umat Buddha untuk terus berjuang dengan penuh kesabaran dan keteguhan.

Apa yang harus diperjuangkan oleh umat Buddha? Apa yang dimaksud dengan tujuan mulia itu?

Berjuang untuk semakin mengumpul harta kah?

Jika untuk mengumpul harta sepertinya itu tidak perlu diajak oleh Sosilo Bambang Yudoyono, sebab umat Buddha atau yang mengaku umat Buddha di Indonesia ini telah cukup banyak menguasai harta kekayaan negeri ini.Bahkan mungkin mereka telah menguasai sebagian besar harta kekayaan negeri ini.Yang apabila dibandingkan dengan jumlah umatnya atau yang mengaku umat Buddha barangkali telah berbanding terbalik dengan harta yang dikuasasi.Jumlah umat yang minoritas telah menguasai mayoritas harta kekayaan negeri ini.

Sepertinya semakin tidak jelas ajakan Susilo Bambang Yudoyono pada pemberitaan tersebut.Jika yang dimaksud adalah mengikuti perjalan Sidharta Gautama yang kemudian populer dengan Sang Buddha yang berasal dari India itu harusnya hal itu ditegaskan.

Konon, perjuangan Sang Buddha adalah menentang dan meninggalkan kehidupan mewah dan bermewah-mewah para penguasa dan pemilik modal (kaum Istana dan kaum feodal).Sang Buddha Sidharta Gautama berjuang meninggalkan kemewahan dan hidup bermewah-mewah (glamour).Beliau berjuang hidup penuh kesederhanaan mendekatkan diri kepada Yang Maha Suci.

Dalam sejarah kemudian pengikutnya berkembang didaerah Tiongkok (RRC) dan para pengikutnya hidup membiara di lingkungan kuil.Para pengikut Buddha ini sangat banyak pantangannya.Jangankan makan daging babi, daging sapi pun mereka haram kan (tidak boleh makan daging).Mereka hanya makan nasi dan sayur-sayuran.Pendeta (Biksu)nya pun tak menikah (tidak kawin).

Cara hidup dan tujuan pengikut Buddha di RRC tidak sejalan dengan cara hidup dan tujuan penguasa/pemerintah (Kaisar). Pada perkembangannya Agama Buddha di RRC sepertinya sangat terbatas jika dibanding dengan Kong Hucu.Dan kemudian Kong Hucu di Indonesia telah dianggap sebagai agama karena kemudian telah dianggap memiliki kitab suci.

Dengan memperhatikan dan membandingkan perjalanan dan cara hidup Sang Buddha Sidharta Gautama seperti yang dilakukan para biarawan di kuil-kuil Shaolin didaratan RRC yakni penuh kesederhanaan menjauhi kemewahan, tidak mengumpul/menumpuk harta kekayaan semacam uang, emas dan lain-lain semacam itu sepertinya sangat berbeda dan bertolak belakang dengan yang dilakukan oleh kebanyakan yang mengaku umat Buddha di Indonesia.


Atau barangkali umat (pengikut Buddha) yang hidup membiara seperti di kuil shaolin di RRC berbeda dengan pengikut Buddha di Indonesia.Entahlah……

Selain itu Soesilo Bambang Yudoyono dalam pemberitaan itupun tidak ada menyinggung bahwa hari itu, 1 Juni adalah juga bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila.

Apakah karena lupa bahwa hari itu juga adalah hari yang diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila yang merupakan dasar dan ideologi Negara Republik Indonesia?

Ataukah karena lupa yang diundang atau yang memberi kata sambutan itu adalah Presiden Republik Indonesia dengan Dasar dan Ideologi Pancasila?

Sekali lagi.Entahlah……

Sesungguhnya memperingati perjuangan dan perjalanan hidup Sang Buddha Sidharta Gautama sepertinya masih relevan dengan perjuangan para pejuang dan pendiri negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan dasar dan Ideologi Pancasila yang dirumuskan pada pada tanggal 1 Juni 1945.

Sepertinya nilai-nilai PANCASILA tidak bertentangan dengan apa yang diperjuangkan oleh Sang Buddha Sidharta Gautama. Hanya saja barangkali pada saat itu Sidharta Gautama tidak menyebutnya sebagai Pancasila, karena memang Pancasila itu ditemukan/digali dari alam Indonesia oleh para pejuang dan pendiri negara Republik Indonesia.

Konon Pancasila itu oleh salah seorang tokoh dan pendiri negara ini (Bung Karno) disebut sebagai ideologi alternatif bagi Dunia. Pancasila lebih baik dari San Min Chui nya Dr.Sun Yat Sen, Pancasila itu lebih baik dari Sosialisme Kumonis Soviet Rusia, Pancasila itu lebih baik dari Liberalis maupun Kapitalis dari Eropah maupun Amerika.

Apa yang dikemukakan tokoh besar seperti diatas sepertinya tidaklah berlebihan.Pancasila itu bersifat universal.Nilai-nilainya baik dan benar.Jika nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari niscaya seluruh bangsa di dunia damai dan sejahtera.

Itu pula barangkali sebabnya Barak Obama (Presiden AS) dalam pidatonya ketika berkunjung ke Indonesia (artinya), ‘Indonesia sedang berjuang memenuhi takdirnya, TAKDIR INDONESIA UNTUK DUNIA’


Jika nilai-nilai Pancasila dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, ter tentulah tidak ada Penguasa yang menganggap dirinya Yang Berkuasa menurut keinginannya karena sumber dari segala kekuasaan dan kebaikan, kebenaran serta kebahagiaan adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada keserakahan. Tidak akan terjadi segolongan tertentu hidup bermewah-mewah sedangkan sebagaian lagi hidup melarat penuh penderitaan dalam kemiskinan.

Tidak akan terjadi yang kuat melakukan kesewenang-wenangan menindas yang yang lemah dan miskin Tidak akan terjadi yang kuat merampas hak yang lemah.Satu kelompok menyerang atau menjajah kelompok lain. Tidak membenarkan saling menyerang dan bermusuhan.

Dengan mengamalkan PANCASILA, maka tidak akan terjadi penguasa memerintah rakyat dengan sewenang-wenang, tidak akan terjadi ketidak-adil-an. Sebab hal itu bertentangan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi semua yang tak lain dan tak bukan adalah nilai-nilai dari Pancasila itu yang menjadi dan merupakan dasar dan ideology negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pancasila tidak membenarkan pandangan yang meniadakan Tuhan karena memang Tuhan Allah itu ada dan kekal ada-Nya. Pancasila tidak membenarkan anggapan atau pandangan Tuhan itu dua atau banyak, karena memang Tuhan Allah itu Satu, Esa.

Pancasila tidak membenarkan kebiadaban, karena yang biadab itu bertentangan dengan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Tidak akan ada penjajahan dalam segala bentuk karena penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Pancasila tidak membenarkan perpecahan karena yang pecah itu adalah kerusakan. Sebab semua manusia dibumi adalah mahluk ciptaan-Nya dimana satu dengan yang lain seharusnya hidup saling membantu,slaing mengasihi, menasihati dalam kebenaran dan kesabaran dalam semangat persaudaraan dan persahabatan.

Pancasila tidak membenarkan kesewenangan terhadap rakyat sebab pemegang kedaulatan itu adalah rakyat.Dan kedaulatan itu adalah kedaulatan hukum / hikmat. Pancasila tidak membenarkan ketidak adilan sebab keadilan itu adalah untuk semua.

Pancasila tidak bertentangan dengan Kristen tidak pula bertentangan dengan Islam bahkan juga mungkin tidak bertentangan dengan Agama Yahudi, Hindu dan Budha.

Bahkan sepertinya Pancasila itu merupakan intisari atau bentuk yang lebih sederhana dari apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus (Nabi Isa) dan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, bahkan sepertinya tidak bertentangan dengan apa yang diajarankan semua Nabi dan Rasul Allah.

Pancasila itu dekat dengan penjabaran sederhana, ringkas dan padat, sebagai pelaksanaan Vertikal dengan Horizontal, hablu min Allah dengan hablu min annas. Bagaimana manusia seharusnya beriman dan berbuat/beramal dalam hidup dan kehidupannya.

Sayang seribu kali sayang sepertinya pejabat-tinggi hingga tertinggi negara ini lupa dengan Pancasila. Astagfirullah

Meskipun demikian seyogianya rakyat kebanyakan anak negeri ini tidak melupakan Pancasila yang digali oleh para pejuang dan pendiri negara ini dan kemudian melaksanakannya dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa karena barangkali dari antaramu lah akan bangkit Ratu Adil yang menjadi Pemimpin Indonesia yang menjadi suri tauladan kebaikan dan kebenaran bagi seluruh masyarakat bangsa-bangsa yang berasal dari-Nya dan kembali kepada-Nya.

Dan semoga pemimpin masa depan Indonesia mengenal, memahami serta mengajak seluruh rakyat Indonesia dan masyarakat dunia untuk kemudian melaksanakan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dengan demikian patut dan layak jika perdamaian dan kesejahteraan bagi semua masyarakat dunia akan teruwujud.


Semoga dan Insya Allah Pancasila tak terlupakan untuk diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Insya Allah. MERDEKAAAAA!!!!! RAYA INDONESIA!!!!!


RAYA INDONESIA

Monday, June 04, 2007

HARI LAHIR PANCASILA YANG SEPI

Tanggal satu bulan Juni tahun dua ribu tujuh (1-6-2007) bertepatan dengan hari Jum’at 15 Jumadil Ula 1428 H. Pada hari yang sama umat Buddha merayakan Waisak yang telah menjadi hari libur Nasional.

Pada sebuah penanggalan (kalender) tanggal 1 Juni 2007 merupakan hari libur nasional (tanggal merah) dengan catatan dibawah 1 Juni: Waisak (Detik-Detik Waisak 08.03.27).

Perayaan hari Waisak terdengar begitu menggema hingga menjadi berita utama pada sebuah surat kabar terbitan ibu kota dengan judul :
“ WAISAK Presiden: Keteguhan Sang Buddha Harus Diteladani (Kompas, Sabtu 2 Juni 2007 halaman 1)

Pada pemberitaan itu antara lain dituliskan;
“namun dengan mengacu pada perjalanan Sang Buddha, perjuangan mengatasi krisis guna mencapai tujuan mulia tidak mudah dilakukan,”ujar Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam sambutannya pada acara Perayaan Trisuci Waisak 2551 BE/2007 di Pelataran Candi Brobudur, Kabupaten Magelang Jawa Tengah, (Jumat (1/6).Mengingat hal itu, Presiden mengajak seluruh umat Buddha, untuk terus berjuang dengan penuh kesabaran dan keteguhan."

Pada pemberitaan itu tak dijelaskan apa yang dimaksud dengan ajakan presiden kepada seluruh umat Buddha untuk terus berjuang dengan penuh kesabaran dan keteguhan.

Apa yang harus diperjuangkan oleh umat Buddha? Apa yang dimaksud dengan tujuan mulia itu?

Berjuang untuk semakin mengumpul harta kah?

Jika untuk mengumpul harta sepertinya itu tidak perlu diajak oleh Sosilo Bambang Yudoyono, sebab umat Buddha atau yang mengaku umat Buddha di Indonesia ini telah cukup banyak menguasai harta kekayaan negeri ini.Bahkan mungkin mereka telah menguasai sebagian besar harta kekayaan negeri ini.Yang apabila dibandingkan dengan jumlah umatnya atau yang mengaku umat Buddha barangkali telah berbanding terbalik dengan harta yang dikuasasi.Jumlah umat yang minoritas telah menguasai mayoritas harta kekayaan negeri ini.

Sepertinya semakin tidak jelas ajakan Susilo Bambang Yudoyono pada pemberitaan tersebut.Jika yang dimaksud adalah mengikuti perjalan Sidharta Gautama yang kemudian populer dengan Sang Buddha yang berasal dari India itu harusnya hal itu ditegaskan.

Konon, perjuangan Sang Buddha adalah menentang dan meninggalkan kehidupan mewah dan bermewah-mewah para penguasa dan pemilik modal (kaum Istana dan kaum feodal).Sang Buddha Sidharta Gautama berjuang meninggalkan kemewahan dan hidup bermewah-mewah (glamour).Beliau berjuang hidup penuh kesederhanaan mendekatkan diri kepada Yang Maha Suci.

Dalam sejarah kemudian pengikutnya berkembang didaerah Tiongkok (RRC) dan para pengikutnya hidup membiara di lingkungan kuil.Para pengikut Buddha ini sangat banyak pantangannya.Jangankan makan daging babi, daging sapi pun mereka haram kan (tidak boleh makan daging).Mereka hanya makan nasi dan sayur-sayuran.Pendeta (Biksu)nya pun tak menikah (tidak kawin).

Cara hidup dan tujuan pengikut Buddha di RRC tidak sejalan dengan cara hidup dan tujuan penguasa/pemerintah (Kaisar). Pada perkembangannya Agama Buddha di RRC sepertinya sangat terbatas jika dibanding dengan Kong Hucu.Dan kemudian Kong Hucu di Indonesia telah dianggap sebagai agama karena kemudian telah dianggap memiliki kitab suci.

Dengan memperhatikan dan membandingkan perjalanan dan cara hidup Sang Buddha Sidharta Gautama seperti yang dilakukan para biarawan di kuil-kuil Shaolin didaratan RRC yakni penuh kesederhanaan menjauhi kemewahan, tidak mengumpul/menumpuk harta kekayaan semacam uang, emas dan lain-lain semacam itu sepertinya sangat berbeda dan bertolak belakang dengan yang dilakukan oleh kebanyakan yang mengaku umat Buddha di Indonesia.


Atau barangkali umat (pengikut Buddha) yang hidup membiara seperti di kuil shaolin di RRC berbeda dengan pengikut Buddha di Indonesia.Entahlah……

Selain itu Soesilo Bambang Yudoyono dalam pemberitaan itupun tidak ada menyinggung bahwa hari itu, 1 Juni adalah juga bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila.

Apakah karena lupa bahwa hari itu juga adalah hari yang diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila yang merupakan dasar dan ideologi Negara Republik Indonesia?

Ataukah karena lupa yang diundang atau yang memberi kata sambutan itu adalah Presiden Republik Indonesia dengan Dasar dan Ideologi Pancasila?

Sekali lagi.Entahlah……

Sesungguhnya memperingati perjuangan dan perjalanan hidup Sang Buddha Sidharta Gautama sepertinya masih relevan dengan perjuangan para pejuang dan pendiri negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan dasar dan Ideologi Pancasila yang dirumuskan pada pada tanggal 1 Juni 1945.

Sepertinya nilai-nilai PANCASILA tidak bertentangan dengan apa yang diperjuangkan oleh Sang Buddha Sidharta Gautama. Hanya saja barangkali pada saat itu Sidharta Gautama tidak menyebutnya sebagai Pancasila, karena memang Pancasila itu ditemukan/digali dari alam Indonesia oleh para pejuang dan pendiri negara Republik Indonesia.

Konon Pancasila itu oleh salah seorang tokoh dan pendiri negara ini (Bung Karno) disebut sebagai ideologi alternatif bagi Dunia. Pancasila lebih baik dari San Min Chui nya Dr.Sun Yat Sen, Pancasila itu lebih baik dari Sosialisme Kumonis Soviet Rusia, Pancasila itu lebih baik dari Liberalis maupun Kapitalis dari Eropah maupun Amerika.

Apa yang dikemukakan tokoh besar seperti diatas sepertinya tidaklah berlebihan.Pancasila itu bersifat universal.Nilai-nilainya baik dan benar.Jika nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari niscaya seluruh bangsa di dunia damai dan sejahtera.

Itu pula barangkali sebabnya Barak Obama (Presiden AS) dalam pidatonya ketika berkunjung ke Indonesia (artinya), ‘Indonesia sedang berjuang memenuhi takdirnya, TAKDIR INDONESIA UNTUK DUNIA’


Jika nilai-nilai Pancasila dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, ter tentulah tidak ada Penguasa yang menganggap dirinya Yang Berkuasa menurut keinginannya karena sumber dari segala kekuasaan dan kebaikan, kebenaran serta kebahagiaan adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada keserakahan. Tidak akan terjadi segolongan tertentu hidup bermewah-mewah sedangkan sebagaian lagi hidup melarat penuh penderitaan dalam kemiskinan.

Tidak akan terjadi yang kuat melakukan kesewenang-wenangan menindas yang yang lemah dan miskin Tidak akan terjadi yang kuat merampas hak yang lemah.Satu kelompok menyerang atau menjajah kelompok lain. Tidak membenarkan saling menyerang dan bermusuhan.

Dengan mengamalkan PANCASILA, maka tidak akan terjadi penguasa memerintah rakyat dengan sewenang-wenang, tidak akan terjadi ketidak-adil-an. Sebab hal itu bertentangan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi semua yang tak lain dan tak bukan adalah nilai-nilai dari Pancasila itu yang menjadi dan merupakan dasar dan ideology negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pancasila tidak membenarkan pandangan yang meniadakan Tuhan karena memang Tuhan Allah itu ada dan kekal ada-Nya. Pancasila tidak membenarkan anggapan atau pandangan Tuhan itu dua atau banyak, karena memang Tuhan Allah itu Satu, Esa.

Pancasila tidak membenarkan kebiadaban, karena yang biadab itu bertentangan dengan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Tidak akan ada penjajahan dalam segala bentuk karena penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Pancasila tidak membenarkan perpecahan karena yang pecah itu adalah kerusakan. Sebab semua manusia dibumi adalah mahluk ciptaan-Nya dimana satu dengan yang lain seharusnya hidup saling membantu,slaing mengasihi, menasihati dalam kebenaran dan kesabaran dalam semangat persaudaraan dan persahabatan.

Pancasila tidak membenarkan kesewenangan terhadap rakyat sebab pemegang kedaulatan itu adalah rakyat.Dan kedaulatan itu adalah kedaulatan hukum / hikmat. Pancasila tidak membenarkan ketidak adilan sebab keadilan itu adalah untuk semua.

Pancasila tidak bertentangan dengan Kristen tidak pula bertentangan dengan Islam bahkan juga mungkin tidak bertentangan dengan Agama Yahudi, Hindu dan Budha.

Bahkan sepertinya Pancasila itu merupakan intisari atau bentuk yang lebih sederhana dari apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus (Nabi Isa) dan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, bahkan sepertinya tidak bertentangan dengan apa yang diajarankan semua Nabi dan Rasul Allah.

Pancasila itu dekat dengan penjabaran sederhana, ringkas dan padat, sebagai pelaksanaan Vertikal dengan Horizontal, hablu min Allah dengan hablu min annas. Bagaimana manusia seharusnya beriman dan berbuat/beramal dalam hidup dan kehidupannya.

Sayang seribu kali sayang sepertinya pejabat-tinggi hingga tertinggi negara ini lupa dengan Pancasila. Astagfirullah

Meskipun demikian seyogianya rakyat kebanyakan anak negeri ini tidak melupakan Pancasila yang digali oleh para pejuang dan pendiri negara ini dan kemudian melaksanakannya dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa karena barangkali dari antaramu lah akan bangkit Ratu Adil yang menjadi Pemimpin Indonesia yang menjadi suri tauladan kebaikan dan kebenaran bagi seluruh masyarakat bangsa-bangsa yang berasal dari-Nya dan kembali kepada-Nya.

Dan semoga pemimpin masa depan Indonesia mengenal, memahami serta mengajak seluruh rakyat Indonesia dan masyarakat dunia untuk kemudian melaksanakan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dengan demikian patut dan layak jika perdamaian dan kesejahteraan bagi semua masyarakat dunia akan teruwujud.


Semoga dan Insya Allah Pancasila tak terlupakan untuk diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Insya Allah. MERDEKAAAAA!!!!! RAYA INDONESIA!!!!!





Jumat, 20 Mei 2011

KEBANGKITAN INDONESIA JILID II

Tuesday, March 11, 2008

KEBANGKITAN INDONESIA JILID 2

Lihatlah, sesama anak negeri, saling menuduh, saling menjatuhkan, dengan kemasan penegakan hukum, pemberantasan korupsi.

Rahardi Ramelan yang kurus itupun masuk tahanan hingga divonis sebagai koruptor dengan pidana penjara, juga Abdullah Puteh divonis bersalah melakukan korupsi ketika menjabat sebagai Gubernur Aceh masuk penjara dan bayar denda/pengganti kerugian negara, tak ketinggalan pula Prof.Rohimin Dahuri yang ketika menjabat menteri kelautan, kehadirannya sangat menyejukkan para nelayan kecil karena selama Rohimin menjabat para nelayan kecil anak negeri ini mendapatkan manfaat yang cukup berarti. Namun sayang seribu kali sayang anak negeri yang mereka banggakan itu kemudian dimasukkan dalam tahanan dankemudian dijebloskan ke penjara sebagai koruptor.Apa daya, kehendak hati memeluk gunung, para nelayan kecil tak memiliki daya untuk menyelamatkan saudaranya yang telah berbuat sesuatu yang berguna bagi rakyat kecil negeri ini.

Demikian pun Swarna, mantan Gub.Kaltim, Syaukani mantan Bupati Kukar, Syahril Darham mantan Gubernur Kalsel tak luput dari derita sejenis yang dialami oleh saudara-saudaranya sesama anak negeri.

Muncul lagi issu populer skandal aliran dana dari BI ke anggota DPR yang jumlahnya disebut-sebut sekitar se 100 san milyar rupiah.Issu ini seperti dikondisikan sedemikian rupa agar menjadi pembicaraan publik, seolah-olah pejabat hendak memberantas dan mengusut kasus korupsi yang sangat besar dan terbesar di-era ini, seolah-olah skandal itu adalah skandal terbesar yang sangat merugikan keuangan negara???

Lagi muncul anggota DPR rame-2 ditangkap dan ditahan oleh KPK dengan tuduhan menerima suap, sementara tukang suapnya belum diketahui, entah sengata disembunyikan!? Aneh bahkan sangat terkesan botol pejabat penegak hukumnya.

Benarkah?
Sungguhkah Rahardi Ramelan melakukan korupsi, sungguhkan Prof.Rohimin Dahuri melakukan korupsi, sungguhkan anggota DPR dan pejabat BI melakukan korupsi?

Jika mereka korupsi berapa yang mereka korup?

Apakah mereka dan pejabat-pejabat lain anak negeri ini sudah menjadi orang terkaya dinegeri ini???

Jikalau mereka korupsi kemana dan dimana uang yang mereka korup itu dipergunakan???

Jawabanya, sepertinya tak dari jauh dari : "mereka dan pejabat-pejabat lain negeri ini bukanlah orang-orang terkaya di negeri ini, uang mereka masih tetap dipergunakan di negeri ini, sehingga jikalaupun mereka korupsi kadar merugikan keuangan negara sepertinya sangat kecil sebab uang itu masih tetap mereka pergunakan dinegeri ini paling-paling juga mereka kirim sebagian kepada saudara-saudaranya didesa dan dipelosok negeri ini. Uang nya tak kemana-mana ko.

Coba bandingkan beberapa skandal keuangan dan perbankan yang melibatkan Edy Tanzil alias...entah siapa nama cina-nya dalam skandal Golden Key dengan besaran angka hingga Rp 1,3 trilyun ...., hingga Syamsul Nursalim sampai skandal century alias.....entah siapa lagi nama cina nya dalam skandal dana BLBI yang besarannya ratusan trilyun itu, Adelin Lis alias entah siapa lagi nama cina nya dalam skandal penebangan hutan yang diduga merugikan negara hingga ratusan trilyun (sekitar Rp.800 trilyun), mereka tidak mendekam dalam penjara seperti Swarna, dan anak-anak negeri tersebut diatas.

Bandingkanlah kerugian yang ditimbulkan oleh kedua kelompok diatas.Coba telisik lagi kemana dan dimana uang itu mereka gunakan.Coba lagi hitung jika Syamsul Nursalim dan Adelin Lis mengirim sebagian uang itu ke Singapore atau Cina negeri leluhur mereka.

Berapa besar kerugian negera yang ditimbulkannya.Uang rakyat/Negara mereka rampok dengan berbagai modus operandi dan mereka dikirim lagi kenegeri leluhurnya.

Jawablah sendiri.....

Namun aku melihat, sepertinya sesama anak negeri saling menghantam dan saling menuduh sebagai koruptor, namun koruptor sebenarnya melenggang-lenggong menggerogoti harta kekayaan negeri ini dan kemudian hasilnya dikirim atau ditanamkan dinegeri leluhurnya.

Barangkali keadaan ini mirip seperti devide et impera jilid 2.

Maka sadar dan waspadalah.Hentikan fitnah sesama saudara.Siasati sikap dan perilaku orang-orang disekitarmu yang menyebut diri sebagai saudaramu, padahal dia adalah keturunan ular beludak yang tengah memperdayamu lalu menelanmu bulat-bulat tanpa mampu melakukan perlawanan yang berarti.

Sadarlah wahai anak negeri, anak-anak Garuda, kalian sedang diadu domba anak-anak ular beludak (ular naga). Dijejali dengan narkoba.

Pelajari lah yang tertulis dalam kitab suci, "ular adalah binatang darat yang paling licik"

Dalam Al Kitab ular iblis itu sering digambarkan dalam rupa ular sebagai musuh orang beriman dalam Al Qur’an musuh itu disebut syaitan.Maka sepertinya musuh umat Kristen dan Islam adalah sama yakni iblis, syaitan yang terkutuk.

Maka umat Kristen dan umat Islam sepertinya harus bersatu, saling membantu/tolong menolong menghadapi musuh mirip salah satu butir PIAGAM MADINAH.

Pelajarilah sabda Nabi, "tuntutlah ilmu walau kenegeri cina"

Sepertinya ada hubungannya dengan pesan para bijak, "know your enemi", "kenalilah/pelajarilah musuhmu"

Ada juga orang bijak berpesan kepada muridnya,"musuh adalah guru yang besar"


Kembali ke istilah korupsi.

Jikalau anak-anak negeri korupsi taklah seberapa dibandingkan dengan mereka yang mengeruk harta kekayaan alam negeri ini dengan berbagai modus seperti skandal perbankan, perambahan hutan, peredaran narkoba, penggelapan pajak, bisnis pelacuran dan lain lain, lalu hasilnya dikirim ke negeri leluhurnya.!!!

Bangkitlah anak-anak negeri

Putera puteri Ibu Pertiwi

Bergandeng tangan

Luruskan dan rapatkan barisan

Bangkitlah Indonesia

Kebangkitan Nasional Jilid II

Lawan devide et impera jilid dua

Usir pelakunya

Bangkitlah Indonesia

Kebangkitan Nasional Jilid Dua

Raya lah Indonesia

Insya Allah

posted by INDONESIA RAYA @ 8:57 AM