Rabu, 11 Maret 2015

NEO REVOLUSI versus Neo Kolonial


NEO REVOLUSI VS neo kolonial
(Renungan Bagi Pejuang Revolusioner)


Wahai Masyarakat Adat Bumiputra yang menjadi Bangsa Indonesia yang sedang berjuang perlu direnungkan antara lain :


Sejalan dengan sifat kebenaran yang tidak mendua yang terkandung dalam ajaran Tauhid, Manunggaling Kawula Gusti, Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangruwa,  maka jalan (solusi)  itu juga tidak mendua melainkan TUNGGAL yakni shiratal mustaqim, jalan yang dirahmati dan diridhoi oleh ALLAH Tuhan Yang Maha Esa.


Tentang pergerakan perjuangan Bangsa Indonesia SOEKARNO Presiden RI, Pemimpin Besar Revolusi, Panglima Tertinggi Angkatan Perang  :


Revolusi kita memang belum selesai, semoga tak seorangpun Bangsa Indonesia melupakan hal ini.

Lebih lanjut tentang revolusi Soekarno mengemukakan  :

Proklamasi 17 Agustus 1945, kata Soekarno, adalah peristiwa revolusi. Sebab, hari itu merupakan langkah pertama ke arah tujuan yang revolusioner: masyarakat adil dan makmur alias sosialisme.

Setiap revolusi, kata Soekarno, bukanlah sebuah “kejadian”, melainkan sebuah “proses”. Di sini, Soekarno menyebut revolusi sebagai sebuah proses dinamis dan dialektis: proses menjebol dan membangun.

Soekarno membentangkan revolusi Indonesia mesti melalui dua tahap: revolusi nasional demokratis dan sosialisme.

Pada tahap pertama, yakni revolusi nasional-demokratis, tugas pokok kita adalah menghancurkan sisa-sisa feodalisme dan imperialisme. Dengan demikian, revolusi tahap pertama ini bersifat nasional dan demokratis.

Sifat nasionalnya terletak pada tugas pokoknya menghancurkan kolonialisme dan imperialisme. Sedangkan watak demokratisnya terletak pada penentangannya terhadap keterbelakangan feodal, otoritarianisme, dan militerisme.

Revolusi nasional akan menghasilkan negara nasional yang merdeka  dan berdaulat. Pada tahap itu, semua sisa-sisa kolonialisme di lapangan ekonomi, politik, dan sosial-budaya akan dilikuidasi. Negara merdeka inilah kelak senjata untuk menyiapkan syarat-syarat tahap sosialis.

Tahap kedua revolusi indonesia adalah revolusi sosialis. pada tahap ini, perjuangan pokok diarahkan untuk menghilangkan segala bentuk “I’exploitation de I’homme par I’homme” dan bentuk-bentuk penghisapan lainnya.

Di dalam Manipol 1959 ditegaskan, “hari depan revolusi Indonesia adalah sosialisme”. Soekarno merumuskannya sebagai “sosialisme Indonesia”, yakni sosialisme yang disesuikan dengan kondisi-kondisi di Indonesia.


Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupanmasyarakat. (dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi)

Revolusi adalah perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan sosial) yg dilakukan dengan kekerasan (spt dng perlawanan bersenjata)- (http://kbbi.web.id/revolusi)

Memperhatikan fakta-fakta sejarah  Revolusi itu dilakukan atau terjadi dengan cara :

Mengerahkan kekuatan/tenaga Rakyat (pengerahan massa)
Revolusi dgn cara ini mirip dengan perang antara Rakyat yang ditindas (dijajah) dengan penguasa yang menindas (penjajah) baik oleh bangsa atau negara lain maupun penguasa yang melakukan penindasan terhadap rakyat atau bangsa nya sendiri.

Fakta menunjukkan revolusi ini menimbulkan korban yang banyak dipihak RAKYAT ‘menumpahkan darah rakyat”


Seperti Revolusi Perancis, Inggris, Indonesia (17 Agustus 1945), Mesir dll.

Revolusi ini boleh dikatakan REVOLUSI konvensional/tradisional versus Penjajah Konvensional/tradisional.


Dengan memperhatikan tahapan revolusi dan Revolusi yang belum selesai sebagaimana dikemukakan oleh Soekarno, Presiden RI, Pemimpin Besar Revolusi maka  revolusi yang belum selesai itu adalah revolusi nasional tahap pertama yang tugas pokoknya menghancurkan sisa-sisa imperialisme dan kolonialisme.


Fakta menunjukkan sejalan dengan belum selesainya Revolusi Nasional, sisa-sisa imperialisme dan kolonialisme itu berkembang dengan canggih telah meningkat menjadi neo imperialisme dan neo kolonialisme.

Oleh karena itu perlu dimusyawarahkan menemukan cara baru Revolusi menghancurkan dan menghapuskan imperialisme baru dan kolonialisme baru (penjajahan gaya baru-Neo Kolonial/Imperialis) itu.

Dengan demikian, marilah bermusyawarah DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN merumuskan dan menetapkan Neo Revolusi (Revolusi Nasional Baru)  untuk menghapuskan Neo Kolonial (Penjajah Gaya Baru)


Demikian menjadi renungan agar dapat segera dalam pelaksanaannya oleh Para Pejuang Revolusioner.


Jangan sampai menunggu REVOLUSI ALAM yang Maha Dahsyat.


Demi masa, segerakanlah.

Gunungputri, 12 Maret 2015
Pemangku Adat Bumiputra Nusantara,

TTD
SRI RAJA NATA BUANA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar