Bung Karno berkata, “Revolusi nasional kita memang belum selesai.Semoga tidak seorang pun dari bangsa
Selanjutnya Bung Karno mengemukakan, Nasionalisme kita adalah nasionalisme yang membuat kita menjadi “perkakasnya Tuhan” dan membuat kita “hidup dalam roh”.
Dari apa yang dikemukakan Bung Karno tersebut ada bebarapa hal yang menarik antara lain :
- Revolusi Nasional belum selesai.
- Nasionalisme kita.
- Perkakasnya Tuhan
- Hidup dalam roh.
- Merdeka!
Tidak sedikit yang lupa atau lalai atau menganggap revolusi sudah selesai seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Oleh karenanya seperti terlena untuk berjuang terus melakukan revolusi. Terlena dengan kata “merdeka”.Lalai mewujudkan apa yang dimaksud dengan merdeka.Padahal setidak-tidaknya ada 3 unsur pokok dalam alam kemerdekaan yakni :1. Berdaulat dalam politik 2.Berdikari dalam ekonomi 3 Berkepribadian dalam kebudayaan.
Dalam pembukaan UUD 1945 juga sesungguhnya disebutkan, “Dan perjuangan pergerakan bangsa Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara yang Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”
Dengan demikian jelaslah sudah, “Revolusi Nasional kita belum selesai”.
Untuk itu marilah melakukan pergerakan dan perjuangan agar Revolusi Nasional itu selesai.
Namun agar lebih jelas marilah kembali kita mengingat apa yang disampaikan oleh Bung Karno yakni REVOLUSI NASIONAL.
Dengan demikian Revolusi
Selanjutnya yang perlu diketahui dan disadari apa dan seperti apa Nasionalisme
Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Bung Karno tentang Nasionalisme kita, Maka nasionalisme Indonesia itu adalah Nasionalisme yang menjadikan kita perkakasnya Tuhan”.Nasionalisme yang membuat kita “hidup dalam roh.”
Manusia yang menjadi “perkakasnya Tuhan” berarti manusia pelaksana perintah Tuhan. Manusia yang hidup dalam roh adalah manusia yang tidak dikendalikan oleh tubuh, jasad.
Dalam ajaran Islam inilah antara lain maksud, “carilah akhirat, maka dunia akan ikut”. “HabluminAllah dan Habluminannas”.Garis vertical dan horizontal.Itulah shirathal mustaqyim
Dalam ajaran Kristen inilah barangkali maksud, “carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semua akan dipenuhi bagimu”. “Sembahlah Tuhan Allah mu dan kasihilah sesama manusia sebagaimana engkau mengasishi dirimu sendiri.Garis vertical dan horizontal.Itulah jalan menuju kepada Allah.
Dalam lagu kebangsaan Indenesia Raya inilah barangkali yang dimaksud, “bangunlah jiwanya bangunlah badannya”. Hiduplah
Lebih lanjut barangkali Nasionalisme
Manusia pelaksana dan atau yang mengamalkan “rahmatan lil’alamin”, Bukan untuk segolongan suku, ras atau agama, melainkan rahmat untuk seluruh dan sekalian alam.
Sepertinya tidak ada Nabi atau Rasul Allah yang mengajarkan atau menyuruh agar pengikutnya menyerang, menyakiti atau berbuat jahat dan keji kepada pengikut Nabi atau Rasul yang lain.
Tidak ada Nabi atau Rasul Allah yang mengajarkan atau menyuruh manusia atau pengikutnya untuk berbuat tidak adil dan tidak berperikemanusiaan.Tidak ada Nabi atau Rasul Allah yang mengajarkan atau menyuruh pengikutnya untuk berbuat jahat dan keji.
Tentulah PANCASILA tidak bertentangan dengan ajaran atau petunjuk yang disampaikan oleh para Nabi dan atau Rasul Allah. Sepertinya juga tidak bertentangan dengan ajaran Hindu atau Budha.
Dengan demikian Nasionalisme
Manusia yang adil dan beradab. Bukanlah manusia yang dholim bukan bula manusia yang biadab. Bukan manusia yang berbuat jahat dan keji.
Manusia yang tidak egois, tidak primordial, tidak rasialis, tidak juga chauvinis. Tidak mementingkan dan mendahulukan kepentingan pribadi tetapi kepentingan bersama (kemaslahatan umat). Manusia yang bergotong royong saling membantu.Bukan manusia yang nafsi-nafsi. Bukan manusia yang maunya hidup enak sendiri dengan menindas atau membiarkan orang lain terindas atau menderita.
Manusia yang dimpimpin oleh hikmat kebijaksanaan baik dalam permusyawaratan dan perwakilan.Bukan manusia yang menentukan kehendak dan dengan kekuatan sendiri. Tidak manusia yang menjadikan dirinya menjadi pemimpin, penentu oleh karena kekuatan atau oleh karena jumlah. Bukan manusia yang menjadikan jumlah menjadi penentu melainkan manusia yang menjadikan hukum sebagai penentu dan pemimpin. Yakni Hukum yang bijaksana. Bukan hukum yang buta pijak
Manusia yang bergerak dan berjuangan untuk mewujudkan dan atau melaksanakan keadilan sosial bagi seluruh dan segenap bangsa
Nasionalisme
Nasionalisme
Nasionalisme
Nasinalisme
Nasionalisme yang mendahulukan jiwa roh bukan jasad atau tubuh.Yang menjaga keseimbangan, keselarasan kepentingan jiwa dengan jasad. Nasionalisme yang taat dan takwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa dan mengasihi sesama manusia.
Revolusi Nasional belum selesai. Maka selesaikanlah dengan bergerak dan berjuanglah melawan segala bentuk penjajahan. Melawan penjajahan kebudayaan. Melawan segala bentuk kejahatan dan kekejian. Usirlah para penjajah yang menjadikan orang Indonesia asli menjadi budak dinegeri dan kampung halaman, rumahnya sendiri. Hapuskan penjajahan dalam segala bentukanya dari tanah air
Merdeka!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar