NEO
REVOLUSI VS neo kolonial
(Renungan
Bagi Pejuang Revolusioner)
Wahai Masyarakat Adat Bumiputra yang menjadi Bangsa
Indonesia yang sedang berjuang perlu direnungkan antara lain :
Sejalan dengan sifat kebenaran yang tidak mendua yang
terkandung dalam ajaran Tauhid, Manunggaling Kawula Gusti, Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangruwa, maka jalan (solusi) itu juga tidak mendua
melainkan TUNGGAL yakni shiratal mustaqim, jalan yang dirahmati dan diridhoi
oleh ALLAH Tuhan Yang Maha Esa.
Tentang pergerakan perjuangan Bangsa Indonesia SOEKARNO
Presiden RI, Pemimpin Besar Revolusi, Panglima Tertinggi Angkatan Perang :
Revolusi kita memang belum selesai, semoga
tak seorangpun Bangsa Indonesia melupakan hal ini.
Lebih lanjut tentang revolusi Soekarno
mengemukakan :
Proklamasi 17 Agustus 1945, kata Soekarno, adalah peristiwa revolusi.
Sebab, hari itu merupakan langkah pertama ke arah tujuan yang revolusioner:
masyarakat adil dan makmur alias sosialisme.
Setiap revolusi, kata Soekarno, bukanlah sebuah “kejadian”, melainkan
sebuah “proses”. Di sini, Soekarno menyebut revolusi sebagai sebuah proses
dinamis dan dialektis: proses menjebol dan membangun.
Soekarno membentangkan revolusi Indonesia mesti melalui dua tahap: revolusi
nasional demokratis dan sosialisme.
Pada tahap pertama, yakni revolusi nasional-demokratis, tugas pokok kita
adalah menghancurkan sisa-sisa feodalisme dan imperialisme. Dengan demikian,
revolusi tahap pertama ini bersifat nasional dan demokratis.
Sifat nasionalnya terletak pada tugas pokoknya menghancurkan kolonialisme
dan imperialisme. Sedangkan watak demokratisnya terletak pada penentangannya
terhadap keterbelakangan feodal, otoritarianisme, dan militerisme.
Revolusi nasional akan menghasilkan negara nasional yang merdeka dan
berdaulat. Pada tahap itu, semua sisa-sisa kolonialisme di lapangan ekonomi,
politik, dan sosial-budaya akan dilikuidasi. Negara merdeka inilah kelak
senjata untuk menyiapkan syarat-syarat tahap sosialis.
Tahap kedua revolusi indonesia adalah revolusi sosialis. pada tahap ini,
perjuangan pokok diarahkan untuk menghilangkan segala bentuk “I’exploitation
de I’homme par I’homme” dan bentuk-bentuk penghisapan lainnya.
Di dalam Manipol 1959 ditegaskan, “hari depan revolusi Indonesia adalah sosialisme”.
Soekarno merumuskannya sebagai “sosialisme Indonesia”, yakni sosialisme yang
disesuikan dengan kondisi-kondisi di Indonesia.
(dikutip dari : http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20120514/soekarno-dan-dua-tahap-revolusi-indonesia.html)
Revolusi adalah perubahan
sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut
dasar atau pokok-pokok kehidupanmasyarakat. (dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi)
Revolusi adalah perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan sosial) yg
dilakukan dengan kekerasan (spt dng perlawanan bersenjata)- (http://kbbi.web.id/revolusi)
Memperhatikan fakta-fakta sejarah Revolusi itu dilakukan atau terjadi dengan
cara :
Mengerahkan
kekuatan/tenaga Rakyat (pengerahan massa)
Revolusi
dgn cara ini mirip dengan perang antara Rakyat yang ditindas (dijajah) dengan
penguasa yang menindas (penjajah) baik oleh bangsa atau negara lain maupun
penguasa yang melakukan penindasan terhadap rakyat atau bangsa nya sendiri.
Fakta
menunjukkan revolusi ini menimbulkan korban yang banyak dipihak RAKYAT ‘menumpahkan
darah rakyat”
Seperti Revolusi
Perancis, Inggris, Indonesia (17 Agustus 1945), Mesir dll.
Revolusi
ini boleh dikatakan REVOLUSI konvensional/tradisional versus Penjajah
Konvensional/tradisional.
Dengan
memperhatikan tahapan revolusi dan Revolusi yang belum selesai sebagaimana
dikemukakan oleh Soekarno, Presiden RI, Pemimpin Besar Revolusi maka
revolusi yang belum selesai itu adalah revolusi nasional tahap pertama
yang tugas pokoknya menghancurkan sisa-sisa imperialisme dan kolonialisme.
Fakta
menunjukkan sejalan dengan belum selesainya Revolusi Nasional, sisa-sisa imperialisme dan kolonialisme itu berkembang dengan
canggih telah meningkat menjadi neo imperialisme dan neo kolonialisme.
Oleh karena
itu perlu dimusyawarahkan menemukan cara baru Revolusi menghancurkan dan menghapuskan imperialisme baru dan kolonialisme baru (penjajahan gaya baru-Neo
Kolonial/Imperialis) itu.
Dengan demikian, marilah
bermusyawarah DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN merumuskan dan menetapkan Neo Revolusi (Revolusi Nasional Baru) untuk menghapuskan Neo Kolonial (Penjajah Gaya
Baru)
Demikian
menjadi renungan agar dapat segera dalam pelaksanaannya oleh Para Pejuang
Revolusioner.
Jangan sampai menunggu REVOLUSI ALAM yang Maha Dahsyat.
Demi masa, segerakanlah.
Gunungputri,
12 Maret 2015
Pemangku
Adat Bumiputra Nusantara,
TTD
SRI RAJA
NATA BUANA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar