Antek dalam kamus bahasa Indonesia berarti, budak (abdi) dan kaki tangan.
Di negeri ini sepertinya ada kecenderungan menuduh pemerintah (baca; pejabat) negeri ini sebagai antek Amerika. Kalangan ekonom menilai regulasi perekonomiannya liberalis, kapitalis, mengarah, condong ke Amerika, seperti mengikuti gaya perekonomian Amerika, perekonomian neo-liberal.
Keadaan mana dapat terlihat dari berita pada berbagai media antara lain :
Pontianak Post online, tanggal 13 Pebruari 2010
Tantangan Munarman itu karena dia merasa pembelaan untuk akidah Islam merupakan perintah dan skenario Allah Swt. "Musuh kita ini SBY, AKKBB (aliansi itu kaki tangan Amerika. Indikasinya itu tadi, orang yang mengaku kiai pembawa orang-orang aksi di Monas waktu itu menipu orang-orang yang dibawanya. Rencananya, orang-orang dari Majalengka, Cirebon, Jawa Barat itu diiming-imingi jalan-jalan ke Dufan. Ternyata dibawanya ke Monas. Sebenarnya sekitar setahun atau dua tahun lalu, dia diajak jalan-jalan ke Amerika, 'kan kedutaan Amerika yang membiayainya. SBY itu antek Amerika nomor satu, makanya yang lain seneng, ga ada urusan kita mau dihukum mau diapakan sama dia," cetus jebolan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang tersebut.
www.qitori.wordpress.com tanggal 13 Pebruari 2010.
“Kepentingan Mafia Berkeley
Tentu saja keputusan Komisi XI memilih Boediono dikecam berbagai pihak. Menurut pengamat ekonomi Kwik Kian Gie, kapabilitas Boediono tak mengesankan. “Boediono itu orang biasa yang tidak mempunyai pemikiran dan arah kebijakan yang jelas,” kata mantan Menteri Negara Perencanaan Pem-bangunan Nasional/Kepala Bappenas era Presiden Megawati itu.”
Obral besar-besaran ini sesungguhnya tak lepas dari agenda Kapitalisme Neoliberal, baik negara-negara Kapitalis terutama Amerika Serikat, International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia, ADB, maupun perusahaan multi nasional. “Lewat para konsultan mereka di berbagai instansi, mereka merancang skenario agar pemerintah melepas seluruh BUMN dan menyerahkan kepada investor dengan alasan agar BUMN lebih efisien dan menguntungkan,” kata Hendri.
Desakan kepentingan pemodal di balik obral gede-gedean ini terlihat pada penolakan PT Krakatau Steel. Menurut Dirut Krakatau Steel Fazwar Bujang, mereka tak pernah mengundang investor, tetapi investor yang menginginkan BUMN ini dijual. Belakangan, presiden SBY menerima kunjungan produsen baja terbesar di dunia, Arcellor Mittal di Istana, yang berjanji menanamkan US $ 3 miliar dalam bentuk kerjasama dengan PT Aneka Tambang Tbk dan PT Krakatau Steel.
Seperti, Siti Fadilah Suparni mantan menteri kesehatan RI juga tidak ketinggalan disebut-sebut sebagai agen CIA, Rizal Ramli pada suatu kesempatan yang disiarkan oleh salah satu tv swasta menyebut pemerintah saat ini antek Amerika, dan lain-lain tudingan senada.
Sepertinya tudingan ini perlu dicermati.
Apakah benar pemerintah (barangkali maksudnya~baca pejabat) negeri ini antek amerika?
Sebelumnya perlu pula diketahui amerika yang mana.Apakah maksudnya Amerika Serikat (AS)?
Jika maksudnya AS, maka selanjutnya coba dilihat dominasi atau pengaruh Negara-negara lain dalam negeri ini.
Jika melihat fakta Negara yang kelihatan punya kepentingan di negeri ini antara lain adalah AS, China, Korea dan Jepang.
Selanjutnya perlu ditelusuri, apakah aktifitas perusahaan dari negara-negara tersebut dinegeri ini membawa keuntungan atau menimbulkan kerugian dalam pengertian yang seluas-luasnya.
Aktifitas bisnis atau perusahaan dari negara mana yang lebih menguntungkan atau merugikan. Jika aktifitas (dalam pengertian yang seluas-luasnya) baik yang bersifat ekonomis maupun non ekonomis dari negara lain tersebut lebih membawa keuntungan (manfaat dalam pengertian yang baik dan benar) bagi rakyat negeri ini, maka sepertinya tidak tepat apabila pemerintah atau pejabat negeri ini disebut antek dari negara tersebut.
Aktifitas atau perusahaan apa dinegeri ini yang memberi keuntungan bagi Amerika dan menimbulkan kerugian bagi Indonesia. Dan apakah pemerintah negeri ini telah memberi keuntungan bagi Amerika, sehingga menganggap pemerintah (baca : pejabat-pejabat) negeri ini sebagai antek-antek Amerika.
Namun sebelumnya perlu juga dilihat, siapa yang mendapat manfaat lebih atau keuntungan dari suatu aktifitas. Apakah negara (pihak-pihak dari negara lain) seperti AS, China dan Jepang atau Korea yang mendapat keuntungan dari negeri ini. Jika negeri ini lebih banyak mendapat keuntungan dari pihak AS atau pihak negara lain, maka tentu tak layak dan tidak benar apabila pemerintah~pejabat negara ini disebut sebagai antek dari negara lain tersebut.
Selanjutnya, sebelum menuding siapa antek siapa, maka sepertinya bolehlah lebih dahulu melihat apa dan bagaimana keadaan dinegeri ini yang ada hubungan dengan pihak AS, China, Jepang atau Korea atau negara lain yang disebut sebagai negara peng-antek.
Sepertinya lebih baik membuat perbandingan dengan Negara-negara lain yang kemungkinan mendapat keuntungan dari negeri ini seperti China, Korea, Jepang.
Dalam bidang perdangan sepertinya China dan Jepang dan Korea yang lebih banyak di negeri ini.
Bandingkanlah mobil-mobil buatan Jepang yang dipakai di negeri ini dengan mobil buatan AS.Bandingkan barang-barang produk China seperti elektronik China bahkan barang textile “seludupan” dari China membanjiri negeri ini yang mengakibatkan rakyat kecil yang menekuti usaha dibidang garmen kecil-kecilan gulung tikar.
Bahkan textile seludupan dari China kemudian dieskpor ke AS karena textile asal Indonesia mendapat kemudahan masuk ke AS (bea masuk dari Indonesia lebih murah dibandingkan bea masuk dari China ke AS).
AS sempat mengancam melakukan embargo perdangan dengan Indonesia sebagai akibat barang-barang textile asal China “seludupan” kemudian dicap seolah-olah barang itu produk Indonesia yang di ekspor ke AS.
Sepertinya barang-barang produk China dan Jepang lebih banyak beredar di negeri ini dibandingkan dengan produk AS.
Atau boleh juga melihat perusahaan China, Jepang dan AS di negeri ini. Seperti Caltex dan Freeport dibidang pertambangan namun perusahaan China juga ada yakni Petro China.
Selanjutnya coba lihat manfaat yang diperoleh negeri ini dari perusahaan AS dibanding dengan China. Sepertinya pada perusahaan China tenaga kerjanya mayoritas adalah orang-orang China, apabila ada orang Indonesia kemungkinan besar hanya terbatas pada pekerja kasar. Tapi apabila itu perusahaan AS kemungkinan besar tenaga kerjanya lebih banyak orang Indonesia.
Demikian pun mengenai kesejahteraan tenaga kerjanya. Apakah orang Indonesia yang bekerja pada perusahaan AS lebih sejahtera dibandingkan dengan orang Indonesia yang bekerja pada perusahaan China.
Selanjutnya, apakah kegiatan AS atau orang-orang Amerika di negeri ini menimbulkan kerusakan atau membawa manfaat bagi negeri ini.
Lihat pula kegiatan RRC atau orang-orang Cina, atau orang-orang Jepang, atau orang-orang Korea.
Apakah gembong pencuri uang dengan berbagai modus perbankan, perambah hutan, penyeludup, gebong peredaran narkoba dinegeri ini adalah orang Amerika, orang China, orang Jepang atau orang Korea.
Jika Budiono dituding Antek Amerika apakah sudah ada bukti regulasi yang dilakukan oleh Budiono yang berhubungan dengan jabatannya yangmenguntungkan AS?
Sepertinya regulasi Bank Indonesia yang ada hubungannya dengan Budiono malah menguntungkan Bank Century yang menjadi skandal popular akhir-akhir ini.
Apakah Bank Century itu milik AS atau orang China, apakah skandal Bank Century menguntungkan orang Amerika atau orang China?
Jika pejabat negeri ini dituding menjual habis asset Negara dengan menjual BUMN, lalu siapa yang mulai melakukan penjualan itu dan siapa yang membeli?
Penjualan BUMN dengan istilah privatisasi jika tidak salah dimulai ketika Menneg BUMN dijabat oleh TANRI ABENG.
Selanjutnya, siapa TANRI ABENG itu, apakah orang Amerika atau orang China?
Siapa yang membeli BUMN itu, siapa yang membeli Indosat, perusahaan siapa Sing Tel?
Jika masih mau melihat, maka lihatlah siapa para cukong pencuri uang, pengedar narkoba, bandar judi, bandar prostitusi, cukong perambah hutan dan penyeludup yang sepertinya bebas beraksi di negeri ini atau belum pernah ditangkap, kalaupun ada atau banyak yang ditangkap barulah masih dalam tingkat kurir dan pemakai yang sebenarnya adalah korban dari para bandar pengedar narkoba.Dan apabila ada yang ditangkap kemudian dihukum dengan hukuman ringan dengan berbagai dalih.
Para cukong dan bandar tersebut sepertinya leluasa beraksi di negeri ini, terkesan tidak ada upaya yang serius dari pejabat melakukan tindakan hukum yang tegas.
Lihat juga kemana atau ke negara mana kayu-kayu yang dicuri (kayu illegal) dari negeri ini dikirim. Apakah ke AS, China, Korea atau Jepang?
Siapa pengusaha yang dituding sebagai pengusaha hitam di negeri ini.Apakah mereka itu orang Amerika, orang China, orang Jepang atau Korea?
Apakah kegiatan AS atau orang-orang Amerika, RRC atau orang-orang China, Jepang atau orang-orang Korea yang memberi keuntungan atau mengeruk keuntungan dari negeri ini?
Dengan memperhatikan keadaan-keadaan seperti tersebut diatas, maka apabila ada antek dan ada peng-antek, sepertinya lebih layak apabila pemerintah “pejabat” negeri ini disebut ANTEK CHINA, bukan Antek Amerika, bukan Antek Jepang atau bukan pula Antek Korea.
Apakah tidak lebih layak apabila SBY atau Budiono, atau Tanri Abeng dll, disebut ANTEK CHINA daripada ANTEK AMERIKA, atau ANTEK JEPANG maupun ANTEK KOREA.
Lihatlah dengan arif dan bijaksana dengan fikiran yang jernih tanpa ada maksud dan tujuan mendiskreditkan suatu golongan, bangsa atau Negara.
Bagaimana keadaan ekonomi rakyat AS dengan Indonesia? Apakah system perekonomian Indonesia lebih memberi kesejahteraan kepada rakyat jika dibandingkan dengan system perekonomian AS. Masihkah berpendapat, perekonomian Indonesia cenderung mengikuti perekonomian AS. Perekonomian negara mana yang lebih berorientasi kepada kesejahteraan rakyat.
Perlu ditelaah, gerakan anti AS kemungkinan adalah upaya komunis memperdaya Negara-negara lain melawan AS, karena AS selalu waspada dan aktif menghalangi gerakan Negara komunis. RRC adalah satu-satunya Negara besar dimana komunis berkuasa pasca runtuhnya USSR.
Sepertinya gerakan anti AS adalah kelihaian komunis memperdaya negara-negara /masyarakat Islam melawan AS yang diposisikan sebagai Negara mewakili agama Kristen. AS diposisikan dan dikondisikan sebagai anti Islam.
Komunitas Islam cenderung kurang cermat melihat sesungguhnya Negara mana yang anti Islam atau memperlakukan umat Islam secara tidak layak.Komunitas Islam kurang memperhatikan bahwa campur tangan AS di Afganistan adalah membantu umat Islam (Mujahidin) Afganistan melawan Taliban dukungan komunis. AS memberi pelatihan dan berbagai ketrampilan militer kepada pejuang Afganistan (Mujahidin) adalah dalam rangka melawan Taliban dukungan komunis.
Begitu juga ketika AS melancarkan serangan ke Iraq. Umat Islam dunia kurang memperhatikan bagaimana Negara-negara komunis bermesraan dengan Saddam Husein mengeksploitasi minyak-minyak di Iraq.
Orang beragama Islam kok bermesraan, bekerjasama dengan komunis.???
“PERJUANGAN WANITA MELAWAN SANG NAGA
Kalimat diatas merupakan judul sebuah berita yang dimuat pada harian Seputar Indonesia Edisi Rabu, 13 September 2006 halaman 1
“Menurut pemberitaan itu, Rebiya Kadeer, 59 th lahir 21 Januari 1947 dia berjuang habis-habisan mengangkat harkat dan martabat kelompok minoritas Uighur, wilayah paling barat China.Konsistensi melawan kekuasaan komunis China membuatnya masuk nominasi peraih Nobel Perdamaian.Pengabdian wanita muslim itu kepada masyarakatnya tak kenal lelah.Hatinya terenyuh menyaksikan kenyataan banyak gadis etnis uighur dijadikan pekerja seks komersial dikota-kota di china sedangkan anak-anaknya menjadi pencopet dan pencuri kecil.
Adalah Amerika yang melakukan tekanan terhadap pemerintah China untuk membebaskan Renbiya Kadeer yang dihukum penjara 15 tahun karena perjuangannya.Setelah pemerintah AS melakukan tekanan (hingga mengirim menteri LN ke RRC) maka Rebiya Kader dibebaskan sebelum masa hukumannya berakhir.
Sepertinya adalah lebih arif dan bijaksana menempatkan suatu masalah secara proporsional dan menyelesaikannya secara professional. Patut, layak dan kepada yang SEHARUSNYA. Bukan karena, asal tuduh dan tuding, karena katanya, kata si anu, atau lain-lain yang tidak didukung oleh fakta, “taqlik”, tanpa analisa fakta bukan pula karena suka dan tidak suka.
Adalah pula layak dan patut apabila orang beriman “beragama” baik itu Kristen, Islam, Jahudi, Budha dan Hindu untuk menjaga diri dan menghindari atau tidak mengikuti ajaran atau ideology komunis.
Adalah pula perlu waspada terhadap bangsa atau negara yang dikuasai komunis tetapi tidak pernah bicara tentang komunis.
Karena jika tidak, maka akan mudah dimanfaatkan oleh komunis untuk kepentingannya dengan mengadu domba kita dengan pihak lain yang sesungguhnya adalah teman kita. Sepertinya komunis lihai memanfaatkan kekuatan Islam untuk menghadapi pihak/Negara lain yang menjadi penghalang komunis mengembangkan kekuasaan komunis di dunia ini.
Maka jangan mudah diprovokasi dan terprovokasi !!!
Teliti sebelum membeli, kira-kira demikian pesan mana suka siaran niaga TVRI tempo dulu.
AKU BUKAN PRIMORDIAL, BUKAN RASIAL BUKAN PULA CHAUVINIS
MENUNTUT KEADILAN ADALAH HAK SETIAP MANUSIA DAN BERLAKU ADIL ADALAH KEWAJIBAN SETIAP MANUSIA
MAKA TUNTUT DAN BERLAKULAH ADIL
INSYA ALLAH SELAMAT DI DUNIA DAN DIAKHIRAT, Sebab sepertinya itulah seharusnya jalan menuju DIA YANG MAHA SUCI DAN MAHA BENAR
Di negeri ini sepertinya ada kecenderungan menuduh pemerintah (baca; pejabat) negeri ini sebagai antek Amerika. Kalangan ekonom menilai regulasi perekonomiannya liberalis, kapitalis, mengarah, condong ke Amerika, seperti mengikuti gaya perekonomian Amerika, perekonomian neo-liberal.
Keadaan mana dapat terlihat dari berita pada berbagai media antara lain :
Pontianak Post online, tanggal 13 Pebruari 2010
Tantangan Munarman itu karena dia merasa pembelaan untuk akidah Islam merupakan perintah dan skenario Allah Swt. "Musuh kita ini SBY, AKKBB (aliansi itu kaki tangan Amerika. Indikasinya itu tadi, orang yang mengaku kiai pembawa orang-orang aksi di Monas waktu itu menipu orang-orang yang dibawanya. Rencananya, orang-orang dari Majalengka, Cirebon, Jawa Barat itu diiming-imingi jalan-jalan ke Dufan. Ternyata dibawanya ke Monas. Sebenarnya sekitar setahun atau dua tahun lalu, dia diajak jalan-jalan ke Amerika, 'kan kedutaan Amerika yang membiayainya. SBY itu antek Amerika nomor satu, makanya yang lain seneng, ga ada urusan kita mau dihukum mau diapakan sama dia," cetus jebolan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang tersebut.
www.qitori.wordpress.com tanggal 13 Pebruari 2010.
“Kepentingan Mafia Berkeley
Tentu saja keputusan Komisi XI memilih Boediono dikecam berbagai pihak. Menurut pengamat ekonomi Kwik Kian Gie, kapabilitas Boediono tak mengesankan. “Boediono itu orang biasa yang tidak mempunyai pemikiran dan arah kebijakan yang jelas,” kata mantan Menteri Negara Perencanaan Pem-bangunan Nasional/Kepala Bappenas era Presiden Megawati itu.”
Obral besar-besaran ini sesungguhnya tak lepas dari agenda Kapitalisme Neoliberal, baik negara-negara Kapitalis terutama Amerika Serikat, International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia, ADB, maupun perusahaan multi nasional. “Lewat para konsultan mereka di berbagai instansi, mereka merancang skenario agar pemerintah melepas seluruh BUMN dan menyerahkan kepada investor dengan alasan agar BUMN lebih efisien dan menguntungkan,” kata Hendri.
Desakan kepentingan pemodal di balik obral gede-gedean ini terlihat pada penolakan PT Krakatau Steel. Menurut Dirut Krakatau Steel Fazwar Bujang, mereka tak pernah mengundang investor, tetapi investor yang menginginkan BUMN ini dijual. Belakangan, presiden SBY menerima kunjungan produsen baja terbesar di dunia, Arcellor Mittal di Istana, yang berjanji menanamkan US $ 3 miliar dalam bentuk kerjasama dengan PT Aneka Tambang Tbk dan PT Krakatau Steel.
Seperti, Siti Fadilah Suparni mantan menteri kesehatan RI juga tidak ketinggalan disebut-sebut sebagai agen CIA, Rizal Ramli pada suatu kesempatan yang disiarkan oleh salah satu tv swasta menyebut pemerintah saat ini antek Amerika, dan lain-lain tudingan senada.
Sepertinya tudingan ini perlu dicermati.
Apakah benar pemerintah (barangkali maksudnya~baca pejabat) negeri ini antek amerika?
Sebelumnya perlu pula diketahui amerika yang mana.Apakah maksudnya Amerika Serikat (AS)?
Jika maksudnya AS, maka selanjutnya coba dilihat dominasi atau pengaruh Negara-negara lain dalam negeri ini.
Jika melihat fakta Negara yang kelihatan punya kepentingan di negeri ini antara lain adalah AS, China, Korea dan Jepang.
Selanjutnya perlu ditelusuri, apakah aktifitas perusahaan dari negara-negara tersebut dinegeri ini membawa keuntungan atau menimbulkan kerugian dalam pengertian yang seluas-luasnya.
Aktifitas bisnis atau perusahaan dari negara mana yang lebih menguntungkan atau merugikan. Jika aktifitas (dalam pengertian yang seluas-luasnya) baik yang bersifat ekonomis maupun non ekonomis dari negara lain tersebut lebih membawa keuntungan (manfaat dalam pengertian yang baik dan benar) bagi rakyat negeri ini, maka sepertinya tidak tepat apabila pemerintah atau pejabat negeri ini disebut antek dari negara tersebut.
Aktifitas atau perusahaan apa dinegeri ini yang memberi keuntungan bagi Amerika dan menimbulkan kerugian bagi Indonesia. Dan apakah pemerintah negeri ini telah memberi keuntungan bagi Amerika, sehingga menganggap pemerintah (baca : pejabat-pejabat) negeri ini sebagai antek-antek Amerika.
Namun sebelumnya perlu juga dilihat, siapa yang mendapat manfaat lebih atau keuntungan dari suatu aktifitas. Apakah negara (pihak-pihak dari negara lain) seperti AS, China dan Jepang atau Korea yang mendapat keuntungan dari negeri ini. Jika negeri ini lebih banyak mendapat keuntungan dari pihak AS atau pihak negara lain, maka tentu tak layak dan tidak benar apabila pemerintah~pejabat negara ini disebut sebagai antek dari negara lain tersebut.
Selanjutnya, sebelum menuding siapa antek siapa, maka sepertinya bolehlah lebih dahulu melihat apa dan bagaimana keadaan dinegeri ini yang ada hubungan dengan pihak AS, China, Jepang atau Korea atau negara lain yang disebut sebagai negara peng-antek.
Sepertinya lebih baik membuat perbandingan dengan Negara-negara lain yang kemungkinan mendapat keuntungan dari negeri ini seperti China, Korea, Jepang.
Dalam bidang perdangan sepertinya China dan Jepang dan Korea yang lebih banyak di negeri ini.
Bandingkanlah mobil-mobil buatan Jepang yang dipakai di negeri ini dengan mobil buatan AS.Bandingkan barang-barang produk China seperti elektronik China bahkan barang textile “seludupan” dari China membanjiri negeri ini yang mengakibatkan rakyat kecil yang menekuti usaha dibidang garmen kecil-kecilan gulung tikar.
Bahkan textile seludupan dari China kemudian dieskpor ke AS karena textile asal Indonesia mendapat kemudahan masuk ke AS (bea masuk dari Indonesia lebih murah dibandingkan bea masuk dari China ke AS).
AS sempat mengancam melakukan embargo perdangan dengan Indonesia sebagai akibat barang-barang textile asal China “seludupan” kemudian dicap seolah-olah barang itu produk Indonesia yang di ekspor ke AS.
Sepertinya barang-barang produk China dan Jepang lebih banyak beredar di negeri ini dibandingkan dengan produk AS.
Atau boleh juga melihat perusahaan China, Jepang dan AS di negeri ini. Seperti Caltex dan Freeport dibidang pertambangan namun perusahaan China juga ada yakni Petro China.
Selanjutnya coba lihat manfaat yang diperoleh negeri ini dari perusahaan AS dibanding dengan China. Sepertinya pada perusahaan China tenaga kerjanya mayoritas adalah orang-orang China, apabila ada orang Indonesia kemungkinan besar hanya terbatas pada pekerja kasar. Tapi apabila itu perusahaan AS kemungkinan besar tenaga kerjanya lebih banyak orang Indonesia.
Demikian pun mengenai kesejahteraan tenaga kerjanya. Apakah orang Indonesia yang bekerja pada perusahaan AS lebih sejahtera dibandingkan dengan orang Indonesia yang bekerja pada perusahaan China.
Selanjutnya, apakah kegiatan AS atau orang-orang Amerika di negeri ini menimbulkan kerusakan atau membawa manfaat bagi negeri ini.
Lihat pula kegiatan RRC atau orang-orang Cina, atau orang-orang Jepang, atau orang-orang Korea.
Apakah gembong pencuri uang dengan berbagai modus perbankan, perambah hutan, penyeludup, gebong peredaran narkoba dinegeri ini adalah orang Amerika, orang China, orang Jepang atau orang Korea.
Jika Budiono dituding Antek Amerika apakah sudah ada bukti regulasi yang dilakukan oleh Budiono yang berhubungan dengan jabatannya yangmenguntungkan AS?
Sepertinya regulasi Bank Indonesia yang ada hubungannya dengan Budiono malah menguntungkan Bank Century yang menjadi skandal popular akhir-akhir ini.
Apakah Bank Century itu milik AS atau orang China, apakah skandal Bank Century menguntungkan orang Amerika atau orang China?
Jika pejabat negeri ini dituding menjual habis asset Negara dengan menjual BUMN, lalu siapa yang mulai melakukan penjualan itu dan siapa yang membeli?
Penjualan BUMN dengan istilah privatisasi jika tidak salah dimulai ketika Menneg BUMN dijabat oleh TANRI ABENG.
Selanjutnya, siapa TANRI ABENG itu, apakah orang Amerika atau orang China?
Siapa yang membeli BUMN itu, siapa yang membeli Indosat, perusahaan siapa Sing Tel?
Jika masih mau melihat, maka lihatlah siapa para cukong pencuri uang, pengedar narkoba, bandar judi, bandar prostitusi, cukong perambah hutan dan penyeludup yang sepertinya bebas beraksi di negeri ini atau belum pernah ditangkap, kalaupun ada atau banyak yang ditangkap barulah masih dalam tingkat kurir dan pemakai yang sebenarnya adalah korban dari para bandar pengedar narkoba.Dan apabila ada yang ditangkap kemudian dihukum dengan hukuman ringan dengan berbagai dalih.
Para cukong dan bandar tersebut sepertinya leluasa beraksi di negeri ini, terkesan tidak ada upaya yang serius dari pejabat melakukan tindakan hukum yang tegas.
Lihat juga kemana atau ke negara mana kayu-kayu yang dicuri (kayu illegal) dari negeri ini dikirim. Apakah ke AS, China, Korea atau Jepang?
Siapa pengusaha yang dituding sebagai pengusaha hitam di negeri ini.Apakah mereka itu orang Amerika, orang China, orang Jepang atau Korea?
Apakah kegiatan AS atau orang-orang Amerika, RRC atau orang-orang China, Jepang atau orang-orang Korea yang memberi keuntungan atau mengeruk keuntungan dari negeri ini?
Dengan memperhatikan keadaan-keadaan seperti tersebut diatas, maka apabila ada antek dan ada peng-antek, sepertinya lebih layak apabila pemerintah “pejabat” negeri ini disebut ANTEK CHINA, bukan Antek Amerika, bukan Antek Jepang atau bukan pula Antek Korea.
Apakah tidak lebih layak apabila SBY atau Budiono, atau Tanri Abeng dll, disebut ANTEK CHINA daripada ANTEK AMERIKA, atau ANTEK JEPANG maupun ANTEK KOREA.
Lihatlah dengan arif dan bijaksana dengan fikiran yang jernih tanpa ada maksud dan tujuan mendiskreditkan suatu golongan, bangsa atau Negara.
Bagaimana keadaan ekonomi rakyat AS dengan Indonesia? Apakah system perekonomian Indonesia lebih memberi kesejahteraan kepada rakyat jika dibandingkan dengan system perekonomian AS. Masihkah berpendapat, perekonomian Indonesia cenderung mengikuti perekonomian AS. Perekonomian negara mana yang lebih berorientasi kepada kesejahteraan rakyat.
Perlu ditelaah, gerakan anti AS kemungkinan adalah upaya komunis memperdaya Negara-negara lain melawan AS, karena AS selalu waspada dan aktif menghalangi gerakan Negara komunis. RRC adalah satu-satunya Negara besar dimana komunis berkuasa pasca runtuhnya USSR.
Sepertinya gerakan anti AS adalah kelihaian komunis memperdaya negara-negara /masyarakat Islam melawan AS yang diposisikan sebagai Negara mewakili agama Kristen. AS diposisikan dan dikondisikan sebagai anti Islam.
Komunitas Islam cenderung kurang cermat melihat sesungguhnya Negara mana yang anti Islam atau memperlakukan umat Islam secara tidak layak.Komunitas Islam kurang memperhatikan bahwa campur tangan AS di Afganistan adalah membantu umat Islam (Mujahidin) Afganistan melawan Taliban dukungan komunis. AS memberi pelatihan dan berbagai ketrampilan militer kepada pejuang Afganistan (Mujahidin) adalah dalam rangka melawan Taliban dukungan komunis.
Begitu juga ketika AS melancarkan serangan ke Iraq. Umat Islam dunia kurang memperhatikan bagaimana Negara-negara komunis bermesraan dengan Saddam Husein mengeksploitasi minyak-minyak di Iraq.
Orang beragama Islam kok bermesraan, bekerjasama dengan komunis.???
“PERJUANGAN WANITA MELAWAN SANG NAGA
Kalimat diatas merupakan judul sebuah berita yang dimuat pada harian Seputar Indonesia Edisi Rabu, 13 September 2006 halaman 1
“Menurut pemberitaan itu, Rebiya Kadeer, 59 th lahir 21 Januari 1947 dia berjuang habis-habisan mengangkat harkat dan martabat kelompok minoritas Uighur, wilayah paling barat China.Konsistensi melawan kekuasaan komunis China membuatnya masuk nominasi peraih Nobel Perdamaian.Pengabdian wanita muslim itu kepada masyarakatnya tak kenal lelah.Hatinya terenyuh menyaksikan kenyataan banyak gadis etnis uighur dijadikan pekerja seks komersial dikota-kota di china sedangkan anak-anaknya menjadi pencopet dan pencuri kecil.
Adalah Amerika yang melakukan tekanan terhadap pemerintah China untuk membebaskan Renbiya Kadeer yang dihukum penjara 15 tahun karena perjuangannya.Setelah pemerintah AS melakukan tekanan (hingga mengirim menteri LN ke RRC) maka Rebiya Kader dibebaskan sebelum masa hukumannya berakhir.
Sepertinya adalah lebih arif dan bijaksana menempatkan suatu masalah secara proporsional dan menyelesaikannya secara professional. Patut, layak dan kepada yang SEHARUSNYA. Bukan karena, asal tuduh dan tuding, karena katanya, kata si anu, atau lain-lain yang tidak didukung oleh fakta, “taqlik”, tanpa analisa fakta bukan pula karena suka dan tidak suka.
Adalah pula layak dan patut apabila orang beriman “beragama” baik itu Kristen, Islam, Jahudi, Budha dan Hindu untuk menjaga diri dan menghindari atau tidak mengikuti ajaran atau ideology komunis.
Adalah pula perlu waspada terhadap bangsa atau negara yang dikuasai komunis tetapi tidak pernah bicara tentang komunis.
Karena jika tidak, maka akan mudah dimanfaatkan oleh komunis untuk kepentingannya dengan mengadu domba kita dengan pihak lain yang sesungguhnya adalah teman kita. Sepertinya komunis lihai memanfaatkan kekuatan Islam untuk menghadapi pihak/Negara lain yang menjadi penghalang komunis mengembangkan kekuasaan komunis di dunia ini.
Maka jangan mudah diprovokasi dan terprovokasi !!!
Teliti sebelum membeli, kira-kira demikian pesan mana suka siaran niaga TVRI tempo dulu.
AKU BUKAN PRIMORDIAL, BUKAN RASIAL BUKAN PULA CHAUVINIS
MENUNTUT KEADILAN ADALAH HAK SETIAP MANUSIA DAN BERLAKU ADIL ADALAH KEWAJIBAN SETIAP MANUSIA
MAKA TUNTUT DAN BERLAKULAH ADIL
INSYA ALLAH SELAMAT DI DUNIA DAN DIAKHIRAT, Sebab sepertinya itulah seharusnya jalan menuju DIA YANG MAHA SUCI DAN MAHA BENAR